BAHSA ARAB KELAS XII

bentuk jamak dari isim-isim mufrod

1. نَبِيٌّ (Nabi)
2. رَسُوْلٌ (Rasul)
3. اَسَدٌ (Singa)

4. أَمِيْرٌ (Pemimpin)
5. زَيْدٌ (Zaid)
6. اَلصَّالِحُ (Orang yang shalih)
7. اَلْمُتَّقِي (Orang yang bertakwa)
8. عَالِمٌ (Orang yang berilmu)
9. بَيْتٌ (Rumah)
10. مُعَلِّمٌ (Pengajar)
11. شَهْرٌ (Bulan dalam penanggalan)
12. بَابٌ (Pintu)
13. اَلْوَلَدُ (Anak lelaki)
14. اَلْمُزَّمِّلُ (Orang yang berselimut)
15. بَلَدٌ (Negeri)
16. كِتَابٌ (Buku)
17. اَلْمُدَّثِّرُ (Orang yang berkemul)
18. إِسْمٌ (Nama)
19. زَوْجٌ (Suami)
20. اَلْفِعْلُ (Perbuatan)
Selamat mengerjakan!
وَفَضْلُ الْعَالِمُ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ وَإِنَّ الْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ إِنَّ الْأَنْبِيَاءِ لَمْ يُوْرَثُوْا دِيْنَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
… Keutamaan seseorang yang berilmu (ahli ilmu) dibandingkan seorang ahli ibadah bagaikan keutamaan bulan dibandingkan seluruh bintang. Sesungguhnya, ulama (para ahli ilmu) adalah pewaris para nabi. Sungguh, para nabi tidaklah mewariskan dinar maupun dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu. Karena itulah, barang siapa yang mengambilnya (warisan ilmu tersebut) berarti dia telah mengambil bagian yang banyak.” (Hasan lighairihi; h.r. Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya, dan Al-Baihaqi)

  • اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

Assalamu ‘alaikum.

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh.
  • كَيْفَ حَالُكَ؟

Bagaimana kabarmu (Apa kabar)?

إِنِّيْ بِخَيْرٍ وَعَافِيَةٍ

Baik-baik saja.
  • مَاسْمُكَ؟

Siapa namamu?

إِسْمِيْ عَبْدُ اللهِ

Namaku Abdullah.
  • مَاسْمُ أَبِيْكَ؟

Siapa nama ayahmu?

إِسْمُهُ زَكَرِيَّا

Namanya Zakariya.
  • مَاسْمُ أُمِّكَ؟

Siapa nama ibumu?

إِسْمُهاَ زَهْرَةُ

Namanya Zahrah.
  • مَاسْمُ أَخِيْكَ الْكَبِيْرِ؟

Siapa nama kakak lelakimu?

إِسْمُهُ يَحْيَى

Namanya Yahya
  • مَاسْمُ أَخِيْكَ الصَّغِيْرِ؟

Siapa nama adik lelakimu?

إِسْمُهُ مُحَمَّدٌ

Namanya Muhammad
  • مَاسْمُ أُخْتِكَ الْكَبِيْرَةِ؟

Siapa nama kakak perempuanmu?

إِسْمُهَا مَرْيَمُ

Namanya Maryam.
  • مَاسْمُ أُخْتِكَ الصَّغِيْرَةِ؟

Siapa nama adik perempuanmu?

إِسْمُهَا زَيْنَبُ

Namanya Zainab.
  • أَأَنْتَ أَخُوْ يُوْسُفَ الْكَبِيْرُ؟

Apakah engkau adalah kakak lelaki Yusuf?

لاَ، لَسْتُ أَخَاهُ

Bukan, aku bukan kakak lelakinya.
  • أَأَنْتَ عَمُّ إِبْرَاهِيْمَ؟

Apakah engkau paman dari Ibrahim?

لاَ، لَسْتُ عَمُّهُ بَلْ أَنَا أَبُوْهُ

Bukan, aku bukan pamannya, tetapi aku ayahnya.
  • أَأَنْتَ خَالُ حَمْزَةَ؟

Apakah engkau paman dari Hamzah?

نَعَمْ، أَنَاْ خَالُهُ

Ya, aku pamannya.
  • هَلْ أَنْتَ تَاجِرٌ؟

Apakah engkau seorang pedagang?

لاَ، لَسْتُ تَاجِرٌ بَلْ أَنَاْ مُوَظَّفُ الْحُكُوْمَةِ، وَأَنْتَ يَا أَخِيْ؟

Tidak, aku bukan seorang pedagang, namun aku seorang pegawai negeri. Bagaimana dengan engkau, wahai saudaraku?

أَنَاْ مُدَرِّسٌ فِي الْمَدْرَسَةِ الثَّنَاوِيَّةِ الْعَامَّةِ الْحُكُوْمِيَّةِ

Aku adalah seorang guru di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN).
Diadaptasi dari buku Percakapan Bahasa Arab Sehari-hari, karya Ustadz Suwardi Effendi, Lc., Cetakan Kedua, September 2004, Penerbit: Cahaya Ilmu, Solo.

Al-Mufradat (kosakata):
Bagaimana :

كَيْفَ

Keadaan, hal :

حَالٌ

Nama :

إِسْمٌ

Ayah :

أَبٌ

Ibu :

أُمٌّ

Kakak lelaki :

أَخٌ كَبِيْرٌ

Adik lelaki :

أَخٌ صَغِيْرٌ

Kakak perempuan :

أُخْتٌ كَبِيْرٌ

Adik perempuan :

أُخْتٌ صَغِيْرَةٌ

Apakah :

أَ

Apakah :

هَلْ

Ya :

نَعَمْ

Tidak, bukan :

لاَ

Paman (dari jalur ayah) :

عَمٌّ

Paman (dari jalur ibu) :

خَالٌ

Tetapi, namun :

بَلْ

Aku/saya :

أَنَاْ

Kamu (lelaki) :

أَنْتَ

Pedagang :

تَاجِرٌ

Pegawai negeri :

مُوَظَّفُ الْحُكُوْمَةِ

Saudaraku :

أَخِيْ

Guru (lelaki) :

مُدَرِّسٌ

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) :

اَلْمَدْرَسَةُ الثَّنَاوِيَّةُ

الْعَامَّةُ الْحُكُوْمِيَّةُ


Beberapa Contoh Ucapan Selamat dan Tegur Sapa dalam Bahasa Arab

INDO ARAB NO
Selamat pagi Pak/Bu

صَبَاحُ الْخَيْرِ يَا سَيَّدِيْ / سَيِّدَتِيْ

1
Selamat sore saudaraku/saudariku

طَابَ مَسَائُكَ يَا أَخِيْ /طَابَ مَسَائُكِ يَا أُخْتِيْ

2
Selamat sore Pak/Bu

مَسَاءُ الْخَيْرِ يَا سَيِّدِيْ / سَيِّدَتِيْ

3
Bagaimana keadaan Anda (lk)/(pr)

كَيْفَ حَالُكَ ؟ / كَيْفَ حَالُكِ ؟

4
Baik terima kasih / sangat baik

بِخَيْرٍ شُكْرًا / حَسَنٌ جِدًّا

5
Apakah Anda (lk/pr)  dalam keadaan sehat

هَلْ أَنْتَ / أَنْتِ بِصِحَّةٍ وَ عَافِيَةٍ ؟

6
Ya, Alhamdulillah saya dalam keadaan sehat

نَعَمْ الحمدُ لله أنا بِخَيْرٍ وَ عَافِيَةٍ

7
Sampaikan salam saya kepada orang tua Anda (lk/pr)

بَلِّغْ تَحِيَّتِيْ إِلَى وَالِدِكَ / وَلِدِكِ

8
Sampaikan salam saya kepada seluruh anggota keluarga Anda (lk/pr)

بَلِّغْ سَلاَمِيْ إِلَى أَفْرَادِ عَائِلَتِكَ / عَئِلَتِكِ

9
Terima kasih, saya (lk/pr) terburu-buru

شُكْرًا إنَّنِيْ مُتَعَجِّلٌ / مُتَعَجِّلَةٌ جِدًّا

10
Semoga beruntung / semoga berhasil

حَظٌّ سَعِيْدٌ

11
Saya harap Anda (lk/pr) dalam keadaan baik-baik

أَتَمَنَّى لَكَ / لَكِ الْخَيْرِ

12
Saya (lk/pr) berterima kasih kepada Anda

أَنَا شَاكِرٌ لَكَ جِدًّ /

أَنَا شَاكِرَةٌ لَكَ

13
Saya berhutang budi pada Anda (lk/pr)

أَنَا مَدِيْنٌ لَكَ / لَكِ بِا لشُّكْرِ

14
Sesungguhnya saya (lk/pr) sangat bahagia sekali/senang sekali

إِنَّنِيْ مَسْرُوْرٌ جِدًّا / أِنَّنِيْ مَسْرُوْرَةٌ جِدًّا

15
Hal ini membuatku bahagia/gembira

هَذَا يَسُرُّنِيْ كَثِيْرًا / هذِهِ تَسُرُّنِيْ كَثِيْرًا

16
Selamat datang

مَرْحَبًا

17
Sampai berjumpa kembali

إِلَى اللِّقَاءِ

18
Sampai jumpa

مَعَ السَلاَمَةِ

19
Maaf

أَسِفْ

20
Sungguh !

حَقًّا

21
Saya (lk/pr) harus pergi

يَنْبَغِى لِيْ أَنْ أَنْصَرِفَ

22
Maukah Anda (lk/pr) duduk ?

هَلْ تَتَفَضَّلْ بِلْجُلُوْسِ ؟

/ هَلْ تَتَفَضَّلِيْنَ بِالْجُلُوسِ ؟

23
Terima kasih banyak

شُكْرًا جًزِيْلاً

24
Maaf, semoga Allah meridhoi segala usahamu

عَفْوًا, وَفََّّقَكَ اللهُ

25
Ayo kita pergi ke masjid

هَيَّا بِنَا نَذْهَبُ إِلَى الْمَسْجِدِ

26
Semoga menerima ibadah umrah Anda

تَقَبَّلَ اللهُ عُمْرَتَكَ

27
Segala puji bagi Alah atas nikmat islam

الْحَمْدُ لله عَلَى نِعْمَةِ الْإسْلاَمِ

28
Semoga Allah berbuat baik padamu

أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ

29
Semoga Allah memberikanku hidayah begitu juga dengan Anda

هَدَانِيَ اللهُ وَ إِيَّاكَ

30
Semoga dalam perlindungan Allah

فِيْ أَمَانِ اللهِ

31
Ayo segera

هَيَّا بِنَا سَرِيْعًا


BAHASA INDONESIA KELAS XII

karangan ilmiah


Karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Yang termasuk karangan ilmiah adalah makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian.
Ketentuan umum yang harus diperhatikan dalam pembuatan karangan ilmiah:
1. Kertas yang digunakan untuk mengetik karangan adalah kertas HVS berukuran kuarto (21,5 x 28 cm). Untuk kulitnya, digunakan kertas yang agak tebal.
2. Pengetikan menggunakan huruf tegak dan jelas (misalnya, Times New Roman) dengan ukuran 12.
3. Menggunakan tinta berwarna hitam.
4. Batas-batas pengetikan:
a. pias atas 4 cm;
b. pias bawah 3 cm;
c. pias kiri 4 cm; dan
d. pias kanan 3 cm.
Sistematika Karya Ilmiah
BAGIAN PEMBUKA
1 . Kulit Luar/Kover
Yang harus dicantumkan pada kulit luar dan halaman judul
a. Judul karangan ilmiah lengkap dengan anak judul (jika ada)
b. Keperluan Penyusunan
c. Nama Penyusun
d. Nama Lembaga Pendidikan
e. Nama Kota
f. Tahun Penyusunan
karangan ilmiah adalah sebagai berikut:
2 . Halaman Judul
3 . Halaman Pengesahan,
Dalam halaman ini dicantumkan nama guru pembimbing, kepala sekolah, dan tanggal, bulan, tahun persetujuan.
4 . Kata Pengantar
Kata pengantar dibuat untuk memberikan gambaran umum kepada pembaca tentang penulisan karangan ilmiah. Kata pengantar hendaknya singkat tapi jelas. Yang dicantumkan dalam kata pengantar adalah (1) puji syukur kepada Tuhan, (2) keterangan dalam rangka apa karya dibuat, (3) kesulitan/ hambatan yang dihadapi, (4) ucapan terima kasih kepada pihak
yang membantu tersusunnya karangan ilmiah, (5) harapanpenulis, (6) tempat, tanggal, tahun, dan nama penyusun karangan ilmiah.
5. Daftar Tabel
Tajuk Daftar Tabel dituliskan dengan huruf kapital semua dan terletak di tengah.
6. Daftar Grafik, Bagan, atau Skema
Pada dasarnya penulisannya hampir sama seperti penulisan Daftar Tabel.
7. Daftar Singkatan/Lambang
Penulisan sama dengan penulisan Daftar Tabel, Grafik, Bagan, atau Skema.

BAGIAN INTI KARANGAN
1. Bab Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Bagian ini memuat alasan penulis mengambil judul itu dan manfaat praktis yang dapat diambil dari karangan ilmiah tersebut. Alasan-alasan ini dituangkan dalam paragraf-paragraf yang dimulai dari hal yang bersifat umum sampai yang bersifat khusus.
1.2 Rumusan masalah
Permasalahan yang timbul akan dibahas dalam bagian pembahasan dan ini ada kaitannya dengan latar belakang masalah yang sudah dibahas sebelumnya. Permasalahan ini dirumuskan dalam kalimat-kalimat pertanyaan.
1.3 Tujuan
Bagian ini mencantumkan garis besar tujuan pembahasan dengan jelas dan tujuan ini ada kaitannya dengan rumusan masalah dan relevansinya dengan judul. Tujuan boleh lebih dari satu.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup ini menjelaskan pembatasan masalah yang dibahas. Pembatasan masalah hendaknya terinci dan istilah istilah yang berhubungan dirumuskan secara tepat. Rumusan ruang lingkup harus sesuai dengan tujuan pembahasan.
1.5 Landasan Teori
Landasan teori berisi prinsip-prinsip teori yang mempengaruhi dalam pembahasan. Teori ini juga berguna untuk membantu gambaran langkah kerja sehingga membantu penulis dalam membahas masalah yang sedang diteliti.
1.6 Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan/perkiraan yang dirumuskan dan untuk sementara diterima, serta masih harus dibuktikan kebenarannya dengan data-data otentik yang ada, pada bab-bab be rikutnya. Hipotesis harus dirumuskan secara jelas dan sederhana, serta cukup mencakup masalah yang dibahas.
1.7 Sumber data
Sumber data yang digunakan penulis karangan ilmiah biasanya adalah kepustakaan, tempat kejadian peristiwa (hasil observasi), interview, seminar, diskusi, dan sebagainya.
1.8 Metode dan teknik
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah cara mencari data bagi suatu penulisan, ada yang secara deduktif dan atau induktif. Mencari data dapat dilakukan dengan cara studi pustaka, penelitian lapangan, wawancara, seminar, diskusi, dan lain sebagainya.
b. Teknik Penelitian
Teknik penelitian yang dapat digunakan ialah teknik wawancara, angket, daftar kuesioner, dan observasi. Semua ini disesuaikan dengan masalah yang dibahas.
1.9 Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan adalah suatu tulisan mengenai isi pokok secara garis besar dari bab I sampai bab terakhir atau kesimpulan dari suatu karangan ilmiah. Berdasarkan landasan teori
2. Bab Analisis/Bab Pembahasan
Bab ini merupakan bagian pokok dari sebuah karangan ilmiah,yaitu masalah-masalah akan dibahas secara terperinci dan sistematis. Jika bab pembahasan cukup besar, penulisan dapat dijadikan dalam beberapa anak bab.
3. Bab Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan yang telah diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan adalah gambaran umum seluruh analisis dan relevansinya dengan hipotesis yang sudah dikemukakan.Yang dimaksudkan dengan saran adalah saran penulis tentang metode penelitian lanjutan, penerapan hasil penelitian, atau beberapa saran yang ada relevansinya dengan hambatan yang dialami selama penelitian.

BAGIAN PENUTUP
1. Daftar Pustaka
Tajuk daftar pustaka dituliskan dengan huruf kapital semua tanpa diberi tanda baca dan dituliskan di tengah-tengah. Dalam daftar pustaka dicantumkan semua kepustakaan, baik yang dijadikan acuan penyusunan karangan maupun yang dijadikan bahan bacaan, termasuk artikel, makalah, skripsi, disertasi, buku, dan lain-lain.
Semua acuan dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan. Jadi, daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Jika tanpa nama pengarang atau lembaga, yang menjadi dasar urutan adalah judul pustaka.
2. Penulisan Lampiran (jika diperlukan)
3. Penulisan Indeks (jika diper lukan)

Penulisan kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki berkaitan erat dengan proses pengambilan data untuk kepentingan penulisan karya ilmiah.

Sebelum membahas lebih lanjut mengenai kutipan, daftar pustaka, dan catatan kaki, kita akan melihat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan data.
1. Harus mencantumkan sumber aslinya. Hal ini penting karena pengambilan data tanpa mencantumkan sumber aslinya dapat dikategorikan sebagai penjiplakan atau plagiat.
2. Data yang diambil harus sesuai dengan fakta, tidak boleh diubah ataupun direkayasa.
3. Pengambilan data hendaknya diperoleh dari sumber yang dapat dipercaya, baik dari objektivitas, metode pengumpulan, (jika data diperoleh dari pengamatan, pengujian, atau angket) maupun kewenangan pihak pemberi data.

A. Kutipan
Mengutip pendapat atau tulisan seseorang ada ket entuannya dan hal ini sudah dibahas di kelas X. Hal yang perlu diingat adalahsebagai berikut.
a. Kutipan harus sama persis dengan aslinya, baik ejaan, susunan kalimat, dan tanda baca.
b. Kutipan yang panjangnya kurang dari 5 baris diintegrasikan dengan teks, spasi dua, dan dibubuhi tanda kutip.
c. Kutipan yang panjangnya 5 baris atau lebih tidak harus diberi tanda kutip, dipisahkan dari teks utama dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarbaris satu spasi, serta seluruh kutipan diketik ke dalam 5—7 ketikan.
d. Bila ada bagian yang dihapus, bagian ini diberi tanda titik-titik tiga buah.
e. Tiap kutipan diberi nomor pada akhir kutipan dan penulisannya setengah spasi ke atas.


B. Daftar Pustaka
Daftar pustaka atau bibliografi adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel, dan bahan-bahan penerbitan lain yang mempunyai pertalian dengan karangan yang telah disusun.
Daftar pustaka berfungsi sebagai sumber informasi bagi seseorang peneliti/penulis agar hasil tulisannya dapat dipertanggungjawabkan.
Petunjuk umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1. Daftar pustaka diletakkan pada bagian akhir tulisan.
2. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut.
3. Nama penulis diurutkan menurut abjad setelah nama pengarang dibalik.
4. Tiap sumber bacaan diketik dengan jarak satu spasi.
5. Jarak antarsumber bacaan yang satu dengan yang lainnya dua spasi.

Hal-hal lain yang perlu kita perhatikan dalam penyusunan daftar pustaka adalah sebagai berikut.
1. Nama Pengarang
a. Penulisan nama pengarang dari buku dengan seorang pengarang.
1) Nama keluarga ditulis sebelum nama kecil atau inisial. (Untuk memudahkan penyusunan secara alfabetis.)
2) Jika buku disusun oleh sebuah komisi/lembaga, nama pengarang.
3) Jika tidak ada nama pengarang, urutan dimulai dari judul buku. Keraf, Gorys. 1988. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.
b. Penulisan nama pengarang dari buku dengan dua atau tiga pengarang.
1) Nama pengarang kedua dan ketiga tidak dibalik. Ketentuan lain sama dengan bagian a.
2) Urutan nama pengarang harus sesuai dengan yang tercantum dalam halaman judul buku dan tidak boleh ada perubahan urutan.
Contoh:
Kridalaksana, Harimurti dan Djoko Kentjono,ed. 1991.Seminar Bahasa Indonesia 1968. Ende-Flores: Nusa Indah.
c. Penulisan nama pengarang dari buku dengan banyak pengarang.
1) Hanya nama pertama yang dicantumkan dengan susunan terbalik.
2) Nama-nama pengarang yang lainnya dituliskan dengan singkatan dkk.
Contoh:
Karso, dkk. 1994. Sejarah Nasional dan Sejarah Umum.
Bandung: Angkasa.
2. Tahun Terbit
Tahun terbit ditulis sesudah nama pengarang dipisahkan dengan tanda titik.
3. Judul Buku
Judul buku digarisbawahi atau dicetak miring. Setiap huruf awal kata dalam judul diketik dengan huruf kapital, kecuali kata depan dan konjungsi.
4. Tempat Terbit
Tempat terbit ditulis sesudah judul buku, dipisahkan dengan tanda titik.
5. Penerbit
Nama penerbit ditulis sesudah tempat terbit dipisahkan dengan tanda titik dua (:) dan diakhiri dengan titik.
6. Penulisan daftar pustaka dari buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
a. Angka jilid ditempatkan sesudah judul dipisahkan dengan sebuah tanda titik.
b. Tulisan jilid disingkat Jil. atau Jld..
Contoh:
Soekmono, R. 1973. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Jil. 2 . Yogyakarta: Kanisius.
7. Penulisan data pustaka dari sebuah buku terjemahan
a. Nama pengarang asli diurutkan dalam daftar urutan alfabetis.
b. Keterangan penerjemah ditempatkan sesudah judul buku dipisahkan dengan tanda koma.
Contoh:
Multatuli. 1972. Max Havelar, atau Lelang Kopi Persekutuan
Dagang Belanda, terj. H.B. Jassin. Jakarta: Jambatan.
8. Data Pustaka dari artikel majalah
a. Judul artikel dan judul majalah diapit oleh tanda petik.
b. Tidak ada tempat publikasi dan penerbit, tapi dicantumkan nomor, tanggal, dan halaman
Contoh:
Solihin, Burhan, dkk. Selamat Datang di Surga Nirkabel.Tempo. Edisi 4-10 April 2005, hal 90-91.
9. Artikel dari Harian
Tanda titik dipakai sesudah nama pengarang/penulis, selanjutnya menggunakan tanda koma sebagai pemisah.
Contoh :
Pramudianto. Denderita dan Pemulihan Nias.Kompas, 2 April 2005, hal 46.

C. Catatan Kaki
Catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan pada kaki halaman karangan yang bersangkutan. Semua kutipan, baik langsung maupun tidak langsung dapat dijelaskan sumbernya dalam sebuah catatan kaki.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membuat catatan kaki.
1. Hubungan catatan kaki dan teks ditandai dengan nomor penunjukan yang ditempatkan agak ke atas setengah spasi dari teks.
2. Pemberian nomor urut yang berlaku untuk tiap bab atau untuk judul buku dipergunakan tanda seluruh karangan. koma.
3. Teknik pembuatan catatan kaki adalah sebagai berikut.
a. Sediakan tempat secukupnya pada kaki halaman tersebut.
b. Sesudah baris terakhir dari teks dalam jarak 3 spasi harus dibuat sebuah garis, mulai dari kiri sepanjang 15 ketikan.
c. Dalam jarak 2 spasi dan garis dalam jarak 5-7 ketikan dari margin kiri diketik nomor penunjukan.
d. Langsung sesudah nomor, setengah ke bawah mulai diketik baris pertama dari catatan kaki.
e. Jarak antarbaris dalam catatan kaki adalah spasi rapat, sedangkan jarak antarcatatan kaki pada halaman yang sama adalah dua spasi.

Unsur-unsur yang ada dalam catatan kaki dan penulisannya adalah sebagai berikut.
1. Pengarang
a. Nama pengarang dicantumkan sesuai urutan biasa, pada penunjukan yang kedua dan selanjutnya cukup dipergunakan nama singkat.
b. Bila terdiri dari dua atau tiga pengarang, semuanya dicantumkan, sedangkan lebih dari 3 orang cukup nama pertama
c. yang dicantumkan. Nama yang lain digantikan dengan singkatan dkk.
d. Penunjukan kepada sebuah kumpulan sama dengan no (a) dan (b) ditambah singkatan ed. (editor) di belakang nama penyunting dan dipisahkan dengan tanda koma.
e. Jika tidak ada pengarang/editor, langsung dimulai dengan judul.

2. Judul
a. Semua judul mengikuti peraturan yang sama dengan daftar pustaka.
b. Sesudah catatan kaki pertama, penyebutan sumber yang sama digantikan dengan Ibid., Op.cit., Loc.cit..
c. Sesudah penunjukan pertama sebuah artikel dalam majalah atau harian, maka selanjutnya cukup dipergunakan judul majalah atau harian tanpa judul artikel.

3. Data Publikasi
a. Tempat dan tahun penerbitan dicantumkan pada referensi pertama dan ditempatkan dalam tanda kurung dan dipisahkan dengan tanda koma, misalnya (Jakarta, 2005).
b. Majalah harus dicantumkan nomor jilid dan nomor halaman, tanggal, bulan dan tahun. Semua keterangan dapat ditempatkan dalam kurung.
c. Data publikasi sebuah harian terdiri dari hari, tanggal, bulan, tahun, dan nomor halaman. Penanggalan tidak ditempatkan dalam kurung.

cara membuat catatan kaki
1. Nama pengarang ditulis lengkap, tidak dibalik.
2. Antara nama pengarang dan
3. Tempat dan tahun terbit ditempatkan dalam tanda kurung.
4. Keterangan tentang jilid ditempatkan dalam kurung sebelum tempat terbit atau di luar kurung sebelum nomor halaman, dan ditulis dengan angka Romawi.
1. 1 ) Go r y s Ker a f, K om pos i s i (En de Fl o re s, 1 980 ), h al . 20 3.
2. 2 ) Pr am udia n to , _ Pen de rit aa n da n Pe mu l i ha n N i as_ , K om p as , 2 A p ri l ,200 5, ha l. 46.
3. 3 ) Bur ha n S ol ihin, d kk . _ S ela ma t D atan g d i Su r ga N i rk abe l_ . Te m p o , (Ap r il,2 005 ), h a l. 90 -91.
Istilah resensi berasal dari bahasa Belanda, resentie, yang berarti kupasan atau pembahasan. Jadi, resensi adalah kupasan atau pembahasan tentang buku, film, atau drama yang biasanya disiarkan melalui media massa, seperti surat kabar atau majalah.
Pada Kamus Sinonim Bahasa Indonesia disebutkan bahwa resensi adalah pertimbangan, pembicaraan, atau ulasan buku. Akhir-akhir ini, resensi buku lebih dikenal dengan istilah timbangan buku.
Tujuan resensi adalah memberi informasi kepada masyarakat akan kehadiran suatu buku, apakah ada hal yang baru dan penting atau hanya sekadar mengubah buku yang sudah ada. Kelebihan dan kekurangan buku adalah objek resensi, tetapi pengungkapannya haruslah merupakan penilaian objektif dan bukan menurut selera pribadi si pembuat resensi. Umumnya, di akhir ringkasan terdapat nilai-nilai yang dapat diambil hikmahnya.
Pembuat resensi disebut resensator. Sebelum membuat resensi, resensator harus membaca buku itu terlebih dahulu. Sebaiknya, resensator memiliki pengetahuan yang memadai, terutama yang berhubungan dengan isi buku yang akan diresensi. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan sebuah resensi.
1. 1 . Ada data buku, meliputi nama pengarang, penerbit, tahun terbit, dan tebal buku.
2. Pendahuluannya berisi perbandingan dengan karya sebelumnya, biografi pengarang, atau hal yang berhubungan dengan tema atau isi.
3. Ada ulasan singkat terhadap buku tersebut.
4. Harus bermanfaat dan kepada siapa manfaat itu ditujukan
Umumnya resensi terdiri dari
1. Judul
Judul resensi harus menarik dan selaras dengan keseluruhan isi resensi
2. Identitas buku
meliputi judul buku(judul asli dan Modern.terjemahan),penulis, penerbit, tahun terbit, tebal buku.
3. Isi
Meliputi
- ulasan singkat isi
- keunggulan buku,
- kelemahan buku,
- rumusan kerangka
4. Penutup
Penutup resensi biasanya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa. Selain itu dapat juga berisi kelemahan buku.
Kiat Praktis Menulis Resensi Buku
Apakah resensi itu?

Resensi adalah tulisan yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah karya baik yang berupa buku maupun yang berupa karya seni. Tulisan ini biasanya dimuat di media cetak seperti koran, majalah, atau tabloid. Dilihat dari segi isinya terdapat berbagai macam resensi, antara lain resensi buku, resensi novel, resensi buku kumpulan cerpen, resensi film, resensi, patung, dan sebagainya.
Uraian berikut ini lebih difokuskan pada resensi buku.
Siapakah penulis resensi?
Penulis resensi adalah orang yang memiliki pengetahuan tentang bidang yang diresensi dan memiliki kemampuan untuk menganalisis sebuah karya secara kritis sehingga dapat menjelaskan kelemahan dan kelebihan dari karya yang diresensi.
Apakah tujuan ditulisnya sebuah resensi?
Resensi dimaksudkan untuk memberikan gambaran kepada pembaca tentang sebuah karya sehingga pembaca mengetahui apakah karya yang diresensi itu merupakan karya yang bermutu atau tidak. Resensi akan sangat bermanfaat apabila karya yang diresensi relatif masih baru. Semakin baru karya yang diresensi, semakin baik. Hal itu dimaksudkan agar pembaca segera mengetahui apakah karya itu layak untuk dinikmati atau tidak..
Apa saja unsur-unsur dalam resensi?
Sekurang-kurangnya dalam resensi terdapat hal-hal berikut ini:
• Judul resensi
• Identitas karya (buku) yang diresensi
• Uraian tentang jenis karya yang diresensi
• Uraian tentang kelebihan dan kekurangan karya yang diresensi
• Kesimpulan yang berisi penegasan kembali mengenai layak tidaknya karya tersebut untuk dinikmati oleh pembaca.
Bagaimana langkah-langkah menulis resensi buku (novel)?
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam menulis resensi buku (novel) adalah:
1. Tahap Persiapan meliputi:
(a) Membaca contoh-contoh resensi; dan
(b) Menentukan buku yang akan diresensi.
2. Tahap Pengumpulan Data meliputi:
(a) Membaca buku yang akan diresensi;
(b) Menandai bagian-bagian yang akan dijadikan kutipan sebagai data meliputi hal-hal yang menarik dan tidak menarik dari buku (novel) yang diresensi;
(c) Mencatat data-data penulisan resensi yang telah diperoleh melalui membaca buku yang diresensi..
3. Tahap Penulisan meliputi:
(a) Menuliskan identis buku;
(b) Mengemukakan isi buku (sinopsis novel dan unsur-unsur intrinsik lainnya );
(c) Mengemukakan kelebihan dan kekurangan buku (novel) baik dari segi isi maupun bahasa;
(d) Merevisi resensi dengan memperhatikan susunan kalimatnya, kepaduan paragrafnya, diksinya, ejaan dan tanda bacanya.
(e) Membuat judul resensi.

Catatan:
Judul resensi harus singkat, menarik, dan menggambarkan isi resensi.
Bagaimana cara menemukan kelebihan dan kekurangan buku yang diresensi?
Cara menemukan kekurangan dan kelebihan buku yang diresensi adalah:
• membandingkan buku yang diresensi dengan buku lain yang sejenis baik oleh pengarang yang sama maupun oleh pengarang lain yang meliputi segi isi atau pun bahasanya (untuk novel meliputi semua unsur intrinsiknya);
• mencari hal-hal yang menarik atau disukai dan hal-hal yang tidak disukai dari buku tersebut dan mencari alasan mengapa demikian.

Berikut ini adalah contoh resensi buku nonfiksi.
Kisah-Membaca Seorang "Yogi Buku"


Judul buku : Dari Buku ke Buku, Sambung Menyambung Menjadi Satu
Penulis : P. Swantoro
Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan : I
Tahun terbit : 2002
Jumlah halaman : xxv + 435 halaman

Bagi Polycarpus Swantoro yang ahli sejarah dan jurnalis senior, membaca buku seolah-olah seperti berolah yoga. Sebagaimana seorang empu keris yang bekerja dalam waktu yang lama untuk membuat keris yang ringan dari bahan yang bobotnya puluhan kilogram, seperti itu pulalah yang dilakukan oleh P. Swantoro. Bedanya, P. Swantoro tidak melakukan pekerjaan menempa besi, tetapi membaca buku. Tentu saja ada ribuan judul buku yang sudah dibaca Pak Swan. Namun, dalam bukunya yang berjudul Dari Buku ke Buku, Sambung Menyambung Menjadi Satu ini "hanya" 200 judul buku yang ia "kisahkan".
Dengan cara yang menawan, ia mengisahkan bagaikan seorang kakek yang baru pulang dari berkelana di negeri yang jauh, kemudian menceritakan peng-alamannya kepada anak cucunya.
Sebagai seorang pengelana di dunia buku, tidaklah mengherankan jika buku-buku yang ia kisahkan merupakan buku-buku babon yang tua dan cukup langka,. Misalnya, The History of Java karya Thomas S. Raffles yang terbit tahun 1817, Inleiding tot de Hindoe-Javaanche Kunst karya N.J Krom yang terbit tahun 1919, atau De Ijombok Kxpedie karya W Cool yang terbit tahun 1896. Memang, di sana-sini, untuk keperluan pendukung data, Pak Swan juga menggunakan cukup banyak sumber sekunder. Sebenarnya, hal ini agak mengganggu. Ketika membahas topik PKI, misalnya, Pak Swan, sebenarnya, perlu menggunakan sumber yang lebih memadai.
Tema yang diangkat pun beraneka ragam, mulai dari cerita tentang lambang-lambang kota di Indonesia, cerita tentang penulis pertama buku komunis di Indonesia, cerita Pak Poerwa, cerita tentang meletusnya Gunung Merapi, cerita tentang para orientalis dan sarjana Indonesia, romantika para pendiri bangsa, serta ditutup dengan khayalan Pak Swan agar para pemimpin dan intelektual masa kini dapat beryogi. Bagi para pembaca "pemula", tema yang tumpang-tindih tanpa sistematika yang jelas ini cukup merepotkan.
Dalam membicarakan suatu bab, Pak Swan sering meloncat-loncat kian kemari. Kata demi kata mengalir tanpa jelas muaranya. Misalnya, ketika membicarakan Teeuw, Yogi Sastra, Yogi Keris, Yogi Ilmu, pembaca benar-benar dituntut cermat untuk menginterpretasikan benang merah ide tulisan-tulisan ini. Namun, jika kita bersabar untuk menikmati buku ini sampai habis, tentu kita dapat menemukan keseluruhan ide Pak Swan dan kebingungan yang muncul di bab demi bab akan terjawab.
Buku Pak Swan ini mengingatkan kita pada tiga jilid buku Nusa Jawa Silang Budaya karya Denys Lombard. Tulisan Lombard juga mengabaikan kronologi waktu, yang merupakan syarat untuk menulis sejarah konvensional. Namun, kecurigaan bahwa buku Pak Swan menggunakan pola yang sama dengan buku Denys Lombard tidak terbukti mengingat dalam menulis buku ini Pak Swan lebih mengandalkan memorinya, seperti pengakuan Pak Swan sendiri dalam pengantar. Karena mengandalkan memori, tentu saja tulisan yang dihasilkannya menggunakan pola penceritaan lisan.
Buku ini lebih merupakan buku sejarah walaupun temanya beraneka ragam. Pembaca yang baru akan masuk ke wacana sejarah Indonesia, akan sangat terbantu dengan membaca buku ini terlebih dahulu. Demikian pula para mahasiswa jurusan sejarah.
Buku ini sebenarnya akan lebih sempurna jika penulisnya, di samping membicarakan cara pandang para orientalis Barat, juga memberikan contoh buku-buku yang memuat cara pandang Timur. Sekadar contoh, dijelaskan tentang sebutan "Timur Tengah" untuk wilayah negara di jazirah Arab. Mengapa orang Indonesia tidak menyebutnya sebagai "Barat Dekat", misalnya? Bukankah sebutan "Timur Tengah" adalah sebutan orang Barat yang melihat jazirah Arab dari sudut pandang wilayahnya? Pandangan seperti ini sangat diperlukan bagi para mahasiswa sejarah di Indonesia yang tampaknya semakin kesulitan membaca buku-buku sumber utama.
Untuk keperluan studi para mahasiswa sejarah, akan sangat menggembirakan jika Pak Swan menceritakan juga buku Orientalism karya Edward W. Said yang terbit tahun 1979. Selain itu, sebaiknya, buku yang berisi sikap kita terhadap tradisi Barat yang berjudul Oksidentalisme karya Hassan Hanafi yang diterbitkan Paramadina, Jakarta, tahun 2000 juga dibicarakan.
Hal lain yang belum dibahas secara lengkap oleh Pak Swan sebagai seorang ahli sejarah dan pemerhati kebudayaan Jawa adalah tentang historiografi Jawa. Prof. C.C. Berg, memang, sempat dimunculkan dalam bagian Babad: Kitab Dongeng? Namun, sayang sekali, karya C.C. Berg yang berjudul Oavaanche Geschiedschrijving, yang terbit di Amsterdam tahun 1938, tidak dimunculkan sehingga gambaran mengenai penulisan sejarah di Pulau Jawa menjadi agak terabaikan.
Terlepas dari berbagai ketidaksempurnaan-nya, harus diakui bahwa buku pertama seorang "yogi buku" ini merupakan karya yang memikat. Bahkan cara dan gaya pengungkapannya, dalam kadar tertentu, telah memberikan sentuhan sastra yang cukup enak dinikmati. Kita menantikan karya berikutnya.

Sumber: Majalah Matabaca, Agustus 2002 (dengan perubahan)


Berikut ini adalah contoh resensi buku kumpulan cerpen.
Monyet Ayu Menggiring Surealisme
Judul : Mereka Bilang, Saya Monyet!
Pengarang : Djenar Maesa Ayu
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit : 2004
Cetakan : Keenam. Mei 2004
Tebal buku : xii, 137 halaman


“Sepanjang hidup, saya melihat manusia berkaki empat. Berbulu serigala, landak, atau harimau. Dan berkepala ular, banteng, atau keledai.
Namun, tetap saja mereka bukan binatang. Cara mereka menyantap hidangan di depan meja makan sangat benar. Cara mereka berbicara selalu menggunakan bahasa dan sikap yang sopan. Dan mereka membaca buku–buku bermutu. Mereka menulis catatan-catatan penting. Mereka bergaun indah dan berdasi. Bahkan, konon mereka mempunyai hati.” (halaman 1)
“Saya memperhatikan bayangan diri saya dalam cermin dengan cermat. Saya berkaki dua, berkepala manusia, tapi menurut mereka, saya adalah seekor binatang. Kata mereka, saya adalah monyet. Waktu mereka mengatakan itu pada saya, saya sangat gembira. Saya katakan, jika seekor monyet maka saya satu-satunya binatang yang paling mendekati manusia. Berarti derajat saya berada di atas mereka. Tapi mereka bersikeras bahwa mereka manusia bukan binatang, karena mereka punya akal dan perasaan. Dan saya hanyalah seekor binatang. Hanya seekor monyet!”
Reaktif, provokatif, bahkan subversif. Itulah kesan pertama saya membaca kalimat-kalimat dalam salah satu cerpen Djenar Maesa Ayu berjudul “Mereka Bilang, Saya Monyet!”. Penggalan cerpen yang juga dimuat di sampul belakang antologi ini menyuguhkan panorama baru, pengutaraan prosa yang berkecenderungan punya “tegangan tinggi”.
Reaktif karena kebanyakan cerpen dalam buku yang memuat sebelas cerpen ini merupakan tegangan-tegangan bahasa yang menuju pada simpul-simpul reaksi atas berbagai “kesakitan” yang dialami (diminati) para tokoh. Reaksi ini bisa dialami pengarang sebagai “pengalaman imajinatif”. Dialamijuga mengandung pengertian mengetahui dan dapat dirasakan. Provokasi juga menjadi ujara morfologi pada cerpan – cerpen Djenar. Secara sublim, ia sebenarnya memprovokasi dirinya lewat tokoh –tokoh untuk menggugat berbagai “ketidakbahagiaan hidup”. Saya tidak melihatnya sebagai laku feminisitas. Djenar lebih sebagai moralis yang kadang puas dengan menelanjngi dirinya. Ucapan “Mereka Bilang, Saya Monyet!” adalah provokasi bagi sang aku untuk menyadari “kadar kemanusiaannya”. Sementara subversif dicapai dengan penceritaan yang disampaikan secara tidak lazim, termasuk penggunaan bahasa.
Cerpenis kelahiran 14 januari 1973 yang sudah dikaruniai dua putri ini termasuk cerpenis yang sudah membuktikan bakat dan kerja keras sebagai gabungan sukses setelah unsur “sudah kehendak takdir”. Ia terbilang baru, tetapi punya karya yang mencengangkan. Saya tidak tahu sejauh mana hubungan semiotik Djenar Maesa Ayu dengan tiga sastrawan yang juga dianggap sebagai guru, yakni Sutardji Calzoum Bachri, Budi Darma, Seno Gumira Ajidarma. Djenar mempersembahkannya untuk tiga sastrawan besar yang juga dikenal sebagai cerpenis itu. Namun, ini juga merefleksikan benang merah prosa absurd hingga surealis yang menjadi dasar kesastraan Djenar.
Kita kenal Sutadji punya sekumpulan cerpen, Hujan Menulis Ayam (Indonesia Tera),yang jeli menggambarkan absurditas kehidupan.Kita menggali pribadi absurd pada tokoh-tokoh karya Budi Darma,yang bahkan menjadi surealis, yang kemudian dikembangkan secara jenius oleh Seno Gumira Ajidarma. Di titik Djenar seperti menemukan jalan penempuhan yang seirama dengan mereka. Bahwa pengutaraan lain,itu tentu soal cap kebahasaan dan kesastraan.
Dengan cara itu disimak bahwa Djenar melebih-lebihkan objek atau peristiwa,seperti pada cerpen “Lintah”. Sang pencerita menceritakan kebenciannya pada pacar ibunya yang ia lihat sebagai lintah, bahkan kadang bisa membelah diri dan menjadi ular. Hiperbola itu juga digunakan pada “Mereka Bilang, Saya Monyet!” yang melihat laki-laki jahat sebagai “berkepala buaya berkaki kalajengking”, juga pada cerpen “Wong Asu” yang mempresentasikan relasi manusia dengan anjing.
Dalam benak seorang surealis, kenyataan memang bisa selentur apa pun.Imajinasi memberi peluang untuk merebut realitas dijadikan tahap realitas imajinatif yang hampir tiada batas. Realitas temuan hanya menjadi sumbu peledak bagi realitas yang diungkapkan secara simbolis. Pencapaian sastra didapat dari unsur daya kejut, refleksi, gaya ungkap, hingga sublimasi.Makna dari tema dan pencapaian ikon/tanda yang secara semiotik diakui kefasihannya, Djenar telah cukup memenuhi syarat itu.
Karyanya yang lain seperti”Durian” berkisah tentang dosa dan ketakutan berlebih punya anak menderita kusta.”Melukis Jendela” berkisah tentang anak tidak bahagia yang melakukan eskapisme (pelarian diri) dengan melukis dan “Asmoro” tentang pengarang yang jatuh cinta pada tokoh fiksi ciptaannya. Kisah ini diungkapkan Djenar dengan cukup cerdas. Dalam penggunaan bahasa, ia terlihat fasih dengan ucapan yang lugas dan tegas. Bahasanya padat dan kuat sehingga mampu menohok setiap ihwal yang dijadikan objek tematik. Cerpen “Waktu Nyala”, misalnya, merupakan cerpen yang mengalirkan kekuatan berbahasa yang dikuasai Djenar dalam berkisah untuk menyihir pembaca. Uraiannya seperti.”Entah kapan persisnya Nayla tidak bersahabat dengan waktu.Waktu bagaikan seorang pembunuh yang selalu membuntuti dan mengintai dalam kegelapan. Siap menghunuskan pisau ke dadanya yang berdebar. Debaran yang pernah ia lupakan rasanya. Debaran yang satu tahun lalu menyapanya dan mengulurkan persahabatan abadi, hampir abadi, sampai ketika sang pembunuh tiba-tiba muncul dengan sebilah belati,” menunjukkan kelancaran berbahasa dengan efektivitas diksi yang terjaga.
Ihwal peristiwa bahasa itu, ia juga menggunakan dalam cerpen “SMS”.Bahasa yang dipakai layaknya kiriman pesan lewat SMS di handphone. Di situ kata-kata minimal dan nomor-nomor atau angka digunakan sebagai kesatuan morfologis dalam cerita. Meskipun cerpen ini kurang berhasil, ia menjadi kaya alternatif yang menggunakan medium bahasa teknologi dalam pemaparan sebuah cerpen.”SMS” memang bertema biasa dan juga kurang berhasil sebagaimana karya “Menepis Harapan”, ”Namanya …”serta “Manusia dan Dia”, yang lebih terasa sebagai cerpen dengan tuturan bahasa kuat,mengalir, namun kehilangan roh tematik atau dalam beberapa hal alur dan endingnya mudah diduga. Mungkin ini berkaitan dengan jam terbang Djenar Maesa Ayu yang baru. Sebagai pendatang baru dalam dunia prosa Indonesia, Djenar sudah menjadi young divas setelah Ayu Utami dan Dinar Rahayu. Ia juga seorang surealis andal setelah Joni Ariadinata dan Agus Noor.(Eriyadi Budiman)

Berikut ini adalah contoh resensi novel.

Resensi Boulevard de Clichy - Agonia Cinta Monyet

Judul : Boulevard de Clichy-Agonia Cinta Monyet
Penulis : Remy Sylado
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit : Maret – 2007
Jumlah halaman : 400 halaman
Kategori : Novel


Campur tangan ibu Budiman dengan bantuan opo-opo (guna-guna) membuat budiman lupa akan perbuatannya terhadap Nunuk, bahkan melupakan Nunuk, gadis yang dicintainya. Sebagai anak orang kaya, Budiman melanjutkan sekolah di Perancis, tetap dengan gaya anak pejabat yang lebih suka menghabis-habiskan uang daripada menggali ilmu pengetahuan yang bisa diperolehnya di sana.
Sementara Nunuk yang punya keluarga di Belanda diceritakan memutuskan untuk membawa anaknya yang baru lahir dan tinggal bersama keluarga ibunya di Belanda, melanjutkan sekolah di sana. Pertemuannya dengan seorang pencari bakat turunan Turki membawanya berkelana mencari pengalaman baru di Paris, Perancis. Kisah yang juga sama dengan pencari TKW yang mengajak perempuan desa ke kota, ataupun ke luar negeri dengan janji pekerjaan demi kehidupan yang lebih baik.
Jalan cerita selanjutnya tidak terlalu sulit untuk ditebak. Kepintaran Nunuk membawanya menjadi bintang di Boulevard de Clichy dengan julukan Météore de Java. Tutur cerita yang secara detil menggambarkan situasi Boulevard de Clichy, maupun gambaran detil perilaku pelakon cerita serta perasaan-perasaan mereka, menjadi daya tarik utama dari novel-novel karangan Remy Sylado.
Sayangnya, akhir cerita yang terkesan terburu-buru dan terlalu dipaksakan membuat kekuatan cerita menjadi berkurang. Cerita Budiman dan Nunuk yang kembali lagi ke tanah air dan bertemu kembali setelah terpisah selama 5 tahun ternyata tidak dikisahkan sedetil dan seindah novel di bagian awal. Akhir cerita lebih berwarna "fairy tale", seperti kisah putri upik abu yang disunting pangeran kaya-raya.
Memang ini bukan kisah seribu satu malam, atau HC Andersen yang selalu mengatakan bahwa kejujuran dan kebaikan akan selalu menang dan juga bahwa kemenangan dan kemuliaan bersumber dari usaha kerja keras dan penuh pengorbanan. Oleh karena itu, sah-sah saja kalau jalan ceritanya menjadi demikian.
Membaca bagian akhir buku ini tidak lebih dari sekadar ingin menuntaskan suatu pekerjaan yang sudah terlanjur dimulai, disertai harapan mudah-mudahan novel Remy Sylado berikutnya dapat lebih hidup dan mengasyikkan sampai dengan akhir
cerita.

BAHASA INGGRIS KELAS XII

news item



News item adalah salah satu jenis "text" yang bisa mengantarkan kita menjadi seorang jurnalis handal. Dengan mempelajari teks ini, kita setidaknya sudah berlatih untuk bisa menulis layaknya seorang penulis berita profesional. Oleh karena itu, jangan malas jika guru sobat menyuruh mengerjakan tugas membuat teks berita berbahasa Inggris, oke? Ya mungkin saja kelak sobat bisa menjadi jurnalis kelas kakap :)
Namun, jika sobat belum sepenuhnya memahami news item text ini, sobat tak usah bersedih hati; semoga dengan membaca tulisan ini sobat bisa lebih pintar dari bapak / guru sobat dalam menulis news item text :)


Pengertian News Item

News item is a text which informs readers about events of the day. The events are considered newsworthy or important. (News item adalah teks yang memberikan informasi tentang kejadian / peristiwa harian. Peristiwa harian ini dianggap pantas dijadikan berita atau [bisa dibilang] penting)
Artinya, jika ada suatu peristiwa penting yang patut diketahui oleh banyak orang, maka peristiwa ini pantas dijadikan berita. Nah, teks berita itulah yang dinamakan dengan news item. Namun, jika ada peristiwa yang tidak pantas diketahui oleh orang banyak, maka peristiwa tersebut jelas tidak layak dijadikan berita.


Generic Structure of News Item

Ada tiga susunan umum dalam menulis news item, berikut adalah generic structure dari News item :
  1. Main Events : Kejadian utama yang pantas dijadikan berita.
  2. Elaboration : Penjelasan mengenai latar belakang adanya peristiwa tersebut; orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut; tempat peristiwa terjadi; dan lain-lain..
  3. Resource of Information [Source] : Sumber berita; komentar para saksi; pendapat para ahli; dan lain-lain.
Untuk poin pertama, kejadian utama harus benar-benar pantas diberitakan. Jangan sampai ada hal ga penting dijadikan heboh karena masuk berita, nanti dianggap pembaca / penonton berita tidak menyukai berita tersebut. Misalnya: Pak Momod Pergi ke Pasar Membeli Beras.. waduh siapa tuh pak Momod.. :)


Ciri-Ciri News Item

Banyak sekali ciri umum news item text; ciri paling menonjol adalah bahasanya singkat padat dan tidak bertele-tele. Beberapa lagi diantaranya :
  1. Sering menggunakan action verbs
  2. Dominan menggunakan saying verbs
  3. Banyak menggunakan adverb of time, adverb of place, adverb of manner.
Catatan :
  • Action verb adalah kata kerja yang menunjukan aktifitas. (lebih jelas lagi baca : Dynamic Verbs) 
  • Saying verb seperti "diberitakan, dikatakan, dikutip, mengatakan, memberitakan, mengutip".
  • Adverb baca : Jenis Adverb


Contoh News Item

Pamekasan student wins math contest in Romania


Alyssa Diva Mustika, a student from Pamekasan Junior High School, East Java, won the gold medal at the International Mathematics Contest held in Romania between March 22 to 29, Antara news agency reported.
news itemSpeaking to journalists, Diva said she was glad that she had been able to win the competition, which she said had been very tight. “Thank God I won. I will study harder,” she said.
Indonesia sent 10 students to the competition in Romania. Diva is not the first Pamekasan student to win an international science competition. Oktavian Latief, a student from SMA Negeri 1 Pamekasan won gold at the International Physics Olympiad in 2006. Another student, Shohibul Maromi, won the same award in 2010.
“I thank Diva for giving a good name to Indonesia and Pamekasan on the international stage,” Pamekasan Regent Kholilurrahman said as quoted by Antara.

Analisis Contoh News Item di atas :

Paragraf Pertama : Main Events
Paragraf Kedua & Ketiga : Elaboration
Paragraf Keempat : Sources.
Mudah tidak?
Lebih banyak contoh news item, sobat baca saja di menu berita disamping daftar isi di atas ya... atau bisa juga ke situs berita berbahasa Inggris favorit saya; di thejakartapost.
Semoga bermanfaat....
  1. Offering Help or Things (menawarkan bantuan / menawarkan sesuatu)
Untuk menawarkan bantuan, dapat digunakan ungkapan-ungkapan berikut:
- May I help you?  - Can I help you?
- Could I help you?
- How can I be of assistance to you?
- How can I be of help to you?
- What can I help you
- What can I do for you?  - How can I assist you?
- How can I help you?
- Let me help you?
- Do you want me to help you?
- Shall I …?
Cara memberi tawaran seperti menawarkan makanan atau minuman dalam bahasa Inggris lazimnya dengan menggunakan ungkapan Would you like…?, Would you care for …?, why don’t you have…?, How about having …? May I offer you …?

Contoh:
Tawaran Respon
- Would you like some bread?                                            Yes, please.
- Would you care for some coffee?                         No, thanks. I don’t drink coffee.
- Why don’t you have some biscuit, please?                        Thanks, I’d love to.
Jawaban untuk menerima tawaran antara lain: Yes please, Sure, Why not, Ofcourse, Certainly, I’d love to, It’s a good idea, That’s great. Untuk menolak tawaran digunakan ungkapan seperti: No, thanks, Please don’t bother, I’d love to but…, That’s great but…
  1. 2. Introducing (memperkenalkan)

Memperkenalkan Dri Memperkenalkan Orang Lain
- I’d like to introduce myself.   - My I introduce myself?
- Let me introduce myself!       
- I want to introduce myself
- I’d like you to meet … (nama)   - This is my friend/boss/etc…(nama)
- Have you met…(nama)?
- May I introduce you to …(nama/jabatan)
- Let me introduce you to ….
- I want to introduce you to ….
  1. Inviting (mengundang/mengajak)
  Undangan/Ajakan Menolak Menerima
- let’s + V1        - Why don’t we …?    
- How about…?
- I’d like to invite you to…
- Would you like to…?
- I wonder if you’d like to
- I’m sorry I can’t  - I’d like to but…
- I’m afraid I can’t
- No, let’s not.
- I’d love to   - I’d like very much
- I’d be happy/glad to
accept
- Yes, I’d be delighted to.
- That’s good ide
  1. Expressing Thanks (terimakasih)
Ungkapan Respon
Thank you  Thank you very much
Thanks.
Thank you very much for… (kata benda)
I’m grateful for…(kata benda/noun)
You are welcome.  That’s all right
Not at all
Don’t mention it
Thet’s all right
Any time
  1. Congratulations (ucapan selamat)
Ungkapan Respon
Congratulations  Congratulations on …
I’d like to congratulate you.
I’d like to congratulate you on…
It was great to hear…
It was to hear about….
Happy birthday to you.
Happy new year.
Good luck!
Have a nice holiday
Thank you  Thank you and the same to you
Thank you. I need it.
Thank you very much.
  1. Sympathy (menyatakan rasa simpati)
Ungkapan-ungkapan perasaan simpati atas mala petaka/musibah yang dialami orang lain diantaranya:
  • I’m sorry to hear that
  • Oh, that’s too bad.
  • How awful!
  • How terrible!
  • Poor!
  1. Pleasure, Displeasure (senang & tidak senang)
Pleasure/senang Displeasure/tidak senang
It’s really delightful/Iam delighted  I’m satisfied
That’s great
That’s wonderful
It’s really a great pleasure
I’m dissatisfied  We are fed up with…
I feel dosappointed
She is extremely displeased
  1. Satisfaction, Dissatisfaction ( kepuasan, ketidakpuasan)
Ketika kita akan mengungkapkan kepuasan atas kerja seseorang, kita dapat gunakan ungkapan:
  • Well done!
  • Great! Good work
  • I am satisfied with your work
  • You did well
  • Your job is satisfactory
  • I am so happy about this
  • I’m glad to what you’ve done
  • It’s really satisfying
Katika kita akan mengungkapkan ketidakpuasan atas kerja seseorang, kita dapat gunakan:
  • I’m not satisfied with work
  • You haven’t done well enough
  • I am really dissappointed
  • Sorry, but your work is not satisfactory
  • Oh, no!
  • It’s not very nice
  • It’s really not good enough
  1. Asking & Giving Opinion (meminta & memberi pendapat)
Asking Opinion Giving opinion
How was the trip?  How do you like your new house?
How do you think of Rina’s idea?
How do you feel about this dicition?
What is your opinions of the movie?
What are your feelings about it?
I think (that)….  In my opinion….
As I see, …
If you ask me, I feel…
10.  Agreement/approval, Disagreement/disapproval (setuju, tidak setuju)
Ketika kita merasa sependapat dengan opini orang lain, kita bisa mengatakan:
  • So do I
  • Yes, I agree with you
  • It is certainly
  • Exactly
  • That’s what I want to say
  • I am with you
  • I am on your side
Ketika kita merasa tidak sependapat dengan opini orang lain, kita bisa mengatakan:
  • Well, I don’t think so
  • I don’t think that is true
  • I disagree with …
  • I wouldn’t say that
  • Exactly not
  • I can’t say so
  • On contrary
  • I don’t buy that idea
11.  Fear, Anciety (ungkapan ketakutan, kegelisahan)
Fear Respon
I am afraid  I am feared
I am scared
I am terrified
The sound is horrifying
Don’t be afraid  There is nothing to be afraid of
It is nothing
Anciety Respon
I am worried about…  I am anxious to know about…
I wondered if…
That made me worried
I have been thinking about ….
I am afraid if…
Take is easy  Calm down
I know you are worried but…
It is not a big deal
Don’t worry
Stay cool
12.  Pain, Relief (ungkapan kesakitan, kelegaan)
Pain Relief
Ouch!  That was hurt
It is painful
It hurts me
I’ve got a backache/toothache/stomachache
I feel sore all over
My eyes hurt
I’m very relieved to hear…  Finally, it was over
I feel relieved
I feel much better
I’m glad it’s over
That’s a great relief
I’m extremely glad to hear…
Thank goodness for that
Marvellous
What a relief!
13.  Like/Love & Dislike/Hate (suka/cinta & tidak suka/benci)
Like Dislike
I love it  I like it
I am keen on it
I am crazy about it
We all enjoy
(benda/noun/gerund)…is my cup of tea
I don’t really like it  I dislike it
I am not really interested in…
I can’t enjoy…
(benda/noun/gerund)…is not my cup of tea
I can’t stand
I hate it
14.  Embarrassment & Annoyance (Ungkapan rasa malu, kejengkelan)
Embarrassment Annoyance
I am embarrassed  I feel ashamed
Oh my God
Shame on me
I don’t feel comfortable
I feel awkward
I am annoyed  I had enough with it
I can’t bear it any longer
You made me annoyed
You are such a pain in the neck
You made me sick
15.  Request (permintaan)
Request Acceptance Refusal
Would it be possible for                                                      you to  Would you be so kind as to
Would you…,please?
Would you mind …?
Any chance of…
Can you…?
I should be delighted to come  By all means
I have no objection
I’d be happy to
Sure
Yeah
OK
No problem
Mmm
I regret to say that we find ourselves unable to go  I’m afraid it’s not possible
I’m afraid not
Sorry
No, I won’t
Not likely
You must be joking
16.  Complaint, Blame (keluhan,menyalahkan)
Complaint Blame
I’m not at all satisfied with the service  I really do/must objec to the service
I take great exception to…
I want to complain about…
This is crazy!
You’re the one to blame  It’s your fault!
It’s your mistake!
You’re wrong
17.  Regret, Apology (penyesalan, meminta maaf)
Regret Apology
Much to my regret  Sadly, I ….
Unfortunately
I’m terribly sorry
I honestly regret that I …
Sorry, I …
Please accept my apologies for what I did  Please forgive me for what I did
I am extremely sorry
I really must apologies
May I offer you my sincerest apologies?
18.  Possibility & Impossibility (kemungkinan & ketidakmungkinan)
Menyatakan Kemungkinan Menanyakan Kemungkinan
I think there is possibility to …  I sassume/believe…
In all probability,…
it is going to be possible for me to…
that will probably …
it’s quite possible …
Do you think he/it could…?  Would you say we’re capable of…?
Are you capable of…?
Are you able to…?
Do you have any experience of…?
Can you…?
Do you know how to…?
Do you think you can…?

No. Jenis Teks Contoh Teks
1. Procedure How to make Lemonade  Ingredients:
For each glass use:
- 2 tablespoons of lemon juice.
- 2 tablespoons of sugar.
- 1 glass of water.
Methods:
1. Slice a lemon in half and squeeze the juice into a cup.
2. Take out the seeds.
3. Pour two tablespoons of juice into glass.
4. Add sugar.
5. Add water and stir well.
6. Taste the lemonade. You may want to add more sugar or more lemon to make it taste just right.
7. Put it in ice cubes. A drop of red food coloring will make pink lemonade.
A CONE-SHAPED BASKET
Materials:
- Heavy paper
- Ribbon or string
- A plate
- A pencil
- Paste
Method:
1. Use a half circle of paper to make the cone basket.
2. Draw a whole circle on paper using a plate as the pattern to make a half circle.
3. Cut out the circle and fold it in half.
4. Cut the two halves apart along the fold.
5. Twist the half circle into a cone shape and it in place.
6. Use a ribbon or a string for the handle. Paste the ends of the ribbon in place.
7. Decorate your cone basket.
How to make Popcorn crunch
Materials:
- 1,5 cups of sugar wheat cereal
- 1 cup of golden syrup flaked almond
- 0,5 cup of butter
- 8 cup of popcorn already pop
- 2 cups of puffed
- 1 cup of toasted
- 1 teaspoon of vanilla
- 0,75 teaspoon of cinnamon
Time: 10 minutes
How to make it:
Place sugar and golden syrup in a heatproof dish, stir and cook until sugar is dissolved (approximately four minutes on high).
Add butter and cook for six minutes.
While this is cooking, place popcorn, puff wheat cereal, and almonds into a separate bowl.
Add cinnamon and vanilla to golden syrup mixture, combine syrup with popcorn, cereal and almonds and spread over a lighty greased 25 cetimeters x 30 centimeters baking tray.
Allow to cool and then cut into pieces.
Store in an airtight container.
HOW TO MAKE PEANUT CRUNCH
What you’ll need :
v     1 cup of peanuts
v     3 cups of brown sugar
v     2 tablespoons of vinegar
v     1 cup of water
What to do :
Place the sugar, water and vinegar into a large saucepan.
Stir slowly over a low heat until the sugar is disolved
Add peanuts , increase the heat and allow to boil
Remove from the heat when the nuts have craked and the mixture appears golden brown
Allow bubbles to settle
Spoon into small paper patty cases or pour the mixture into a flat greased pan and mark into bite-size pieces.
2. Recount CLASS PICNIC  Last Friday our school went to Centennial Park for a picnic
First our teachers marked the rolls and the we got on the buses. On the buses, everyone was chatting and eating. When we arrived at the park, some students played cricket, some played cards but others went for a walk with the teachers. At lunchtime, we sat together and had our picnic. Finally, at two o’clock we left for school.
We had a great day.
3. Descriptive ‘ISSIS’ Cafe.  ‘ISSIS’ is Javanese word meaning ‘cool’. So, besides the food, ISSIS Café offers a spacious, fully air-conditioned, cozy place.
Located at Jl. Cilacap No. 8, Jakarta Pusat, ISSIS Café is famous for its European food, especially steak, barbecue ribs, salad, and soup. You might find this kind of food anywhere else, but there is no other place that offers great meals at better prices than ISSIS Café.
You can enjoy a delicious imported sirloin steak for only Rp. 25,000 and ice cappuccino for only Rp. 5,500. There is also a salad bar with eight different vegetables. You can make your own salad which you can eat as much as you like, for only Rp. 12,000. The customers are mostly college students, office workers, and families.
4. News Item Undersea earthquake strikes off Maluku  JAKARTA (AP): A strong earthquake struck in eastern Indonesian waters on Tuesday, a meteorological agency said. A local official said there was no threat of a destructive tsunami, and no damage or causalities were immediately reported.
The quake, which had a preliminary magnitude of 6.1, was centered beneath the Banda Sea around 188 kilometers (117 miles) southwest of Ambon, the capital of Maluku province, the U.S. Geological Survey said on its Web site.
The tremor was not felt by residents in the region and there were no reports of damage or casualties, said Aprilianto, an official at a Jakarta-based local Meteorological and Geophysics Agency.
5. Report Australia  Australia is a large continent. It has six states and two territories.
The capital city of Australia is Canberra. It is in the Australian Capital Territory.
The population of Australia is about 20 million. The first inhabitants to live in Australia were Aboriginal people. After that people came from all over the world. The main language is English, however many other languages are spoken.
There are many plants and animals that are only found in Australia, e.g. kangaroos, platypuses, gum trees and Waratahs.
The main products and industries are wool, minerals, oil, coal, cereals and meat.
Some famous landmarks are the Harbour Bridge, the Opera House and Uluru (Ayers Rock).
2. Drugs
Drugs are chemical substances. There are three different types of drugs: stimulants, depressants and hallucinogens.
Stimulants speed up the central nervous system. They increase heart rate, blood pressure and breathing. Examples are caffeine, nicotine, amphetamines, ecstasy and cocaine.
Depressants slow down the central nervous system. They decrease heart and breathing rates. Alcohol, heroin and analgesics are common examples of these types of drugs.
Hallucinogens change mood, thought and senses. LSD is the most well-known example of this type of drug.
3.  A traditional market
A traditional market is the type of market where people can bargain the prices. The items sold in traditional market are basically the same. They are fruits, vegetables, meat and fish, spices, dry good and household items. At the glances, the market may seem to be disorganized mess.
Surrounding the market there are many small scale traders, usually selling fruits. This traders can not afford the cost of renting a stall inside the market.
On the first floor of the market, there are permanent kiosks and stall selling textile, stationery, clothing, electronic goods, household appliances, gold shops, etc.
On the second floor, people can buy meat and fish, fruits, vegetables, and dry goods. The sellers sell fruits and vegetables through the middle area. Meanwhile they sell dry goods in the edge area of the second floor
6. Hortatory Exposition Good morning, ladies and gentlemen  Thank you very much for the House of Representatives which had invited me to give the speech concerning about the mystery sinetrons shown in many television presently. My name is Budi Santoso, a lecturer at University of Indonesia majoring in mass communication. Here, I represent the academics point of view about the subject we discuss this morning.
As we know, there are many mystery sinetrons shown on Television stations presently. The sinetrons depict horrible scenes about the spirit world. It is described that spirits often disturb people by frightening them in the darkness, when they walk alone at night or at the cemetery. The spirits are pictured as frightening appearance such as white clothes flying corpse, shattered face copse etc. the show must be abandoned for several reasons.
Firstly, it make a wrong perception of people especially children and women to do activity at nights, for example going to the wells, even cooking at kitchen alone. How do you fell if you always live in anxiety.
Thirdly, such kind of sinetrons waste out time to think unreal phenomena while we are facing many kinds of living problems.
In brief, for the reason, I think television station must stop showing mystery sinetrons. They are bad influences for people, frightening our children and destroying their belief to god.
Thank you very much for your attention.
7. Analytical Exposition SHOULD CHILDREN WEAR HATS AT SCHOOL?
(Statement of position):  I believe that you should always wear a hat at school when you are playing outside , to stop you from getting sunburn.
(Argument 1):
Firstly, if you don’t wear a hat, you will get sunburn ant the sunburn is painful.
(Argument 2):
Secondly, sunburn could lead to skin cancer. Sunburn can lead to health problems later in life. Many older people suffer from skin cancer which can kill them.
(Reinforcement of position statement):
In my opinion all school students should wear hats.
8. Spoof One day, two villagers went to Jakarta. They went to the biggest mall and saw shiny silver walls that could open and move apart and back together. They were amazed when an old lady rolled in to the small room and the doors closed. A minute later, the doors opened and a young beautiful lady stepped out. The father said to his son “Go, get your mother now.”
The ending of the story is funny because they thought that the doors can change an old lady into a young beautiful lady. Whereas the doors were actually elevator doors.
9. Explanation How to Fly a Hot Air Balloon  A hot air balloon consists of a basket, four big gas tanks, a burner and the balloon or ‘envelope’
First, four nylon poles are put into sockets on top of the basket. The burner is then put on top of the poles. Next, the cables are connected to the burner frame. The cables also go under the basket in order to hold everything together.
After this, the hoses from the full gas tanks must be connected to the burner so that pilot can test it.
Next, the mouth of the balloon is held open by two people while it is filled with cold air from the fan until it is quite fat and tight.
Now for the difficult bit. The pilot lies on the ground, half in the basket, turns on the gas burner, and points the flame into the ‘mouth’ of the balloon. This is so that the balloon slowly stands up.
When the it is ready to go, a bit more air is heated up the in the balloon. This results in the air in the balloon to be hot enough to get the balloon to rise off the ground
10. Discussion Euthanasia  Euthanasia is the act of intentionally causing the painless death of a sick person. In terms of a physician’s actions, it can be passive in that a physician plays no direct role in the death of the person or it can be active in that the physician does something directly to cause the death. Now the question: Do you think it is right for a physician to refuse to participate in active euthanasia?
It is NEVER right for a physician or any one else to deliberately hasten a person’s death. This includes all forms of euthanasia-active and passive. To deliberately withhold food/fluids is to subject the person to a painful death-it is NOT a humane death. We are not in a position to determine the worth of a life. Every person has a soul-it is up to God to determine when he will take that soul from the shell that is the human body. We all have a duty to support life with ordinary means-food/fluids but we are not required to use extrordinary means-aggressive life support,dialysis,etc indefinitely.
O.K. now, euthanasia (I think) is a type of suicide, whether or not you are sick. Physicians absolutley have the choice of NOT participating, in fact it should not be legal!!! Now if you put someone to death who was sick, or heck they dont even have to be sick, but you would look at your self everyday and be reminded of it. i bet you would feel like a murderer. If people want to die they can commit suicide in their own homes, makin someone else do it is not going to make it any better morally. Euthanasia is a sad, sad deal, please try to stop it.
I believe if the person wants to die to end their life they should have the right to choose.I do not believe that the person should beable to have themselves killed if they’re not really suffering. Yes the person does have the right to kill him or herself. BUt the authourity stands in the way of that. If this is such a free country why can’t anyone participate in EUTHANASIA?
If we have the right (at least in the U.S) to do whatever we want to with our lives, whether it be rich and famous or an alcoholic crack head, why is it that we can not decide when our life should end? It is ours, if we can kill the life that grows inside us, we should be allowed to also destroy the life that harbors others. Especially if that person is in pain and requests that some end their suffering. I don’t think you can allow one law with out the either. A life is a life, right?
http://www-hsc.usc.edu/~mbernste/ethics.euthanasia.htm
11. Review Get Married  Illustrating the current situation happening in Indonesia, Get Married presents the figures of  unemployment. A few big-name celebrities show up in cameo roles. The movie tells about a true friendship of four youngsters Mae (Nirina Zubir), Guntoro (Desta ‘Club Eighties’), Eman (Aming), dan Beni (Ringgo Agus Rahman) who judge themselves as the most frustrated people in Indonesia. Soon, they turn out to be street kids and spend most of their times at street, bullying people who pass by.
.
Suddenly, it comes to a moment when Mae is persuaded to grant her parents’ wish to have a grandchild. Mae’s parents, (Meriam Bellina dan Jaja Mihardja) firmly state that Mae must get married in a little while. Soon, they are busy finding candidates who would marry their only  daughter. However, along the process of finding the right one for Mae, the three male friends of  Mae turn out to be brutal evaluators for the candidates. In the mean time, Mae falls badly in love  with Rendy (Richard Kevin), a rich, handsome and kind-hearted man. Unfortunately Rendy, Mae, Guntoro, Eman, Beni are brought into a misunderstanding, and soon fights break out between the two groups of Mae and Rendy.
Written based on some of youngsters’ real-life brotherhood experiences—this story will stir you to your emotional core while bringing out your sense of brotherhood. There are a lot of little things and big things that make this movie worth watching. The story is good, the banter is great, the relationships between the characters are great, and it’s a fun time at the movies. While some of the jokes are amusing, some of the fights go on a few bit too long.
Adapted from: http://maliablog.wordpress.com
12. Narratives Snow Maiden
Once upon a time there lived a couple in a village. They had got married for a long time, but so far they did not have a baby yet. Every single minute they prayed to God, begged for a baby, but it never came true.
One day, they went to snow mountain. They made a girl from snow and they dressed her beautifully. When it got dark, they decided to go home and left the snow girl alone. The following morning, someone knocked the door. \”Any body home?\”, she said. The old woman inside opened the door and asked, \”Who are you?\” The girl said \”I\’m Snow Maiden, your daughter\”. The old woman was surprised and happy. \”Oh really? Thanks God! Come in, please!\”
Since that meeting, they lived happily. Snow Maiden was beautiful, kind, diligent and helpful. Her parents and all of her friends loved her very much One day, Snow Maiden played with her friends. They played fire. At first, Snow Maiden just looked at their play. Suddenly, her friends asked her to jump on the fire. Of course she refused it because one thing that made her afraid was the fire. It\’s because Snow Maiden was made of snow, so she should avoid the fire. But her friends kept on forcing her to jump on. Finally, she could not do anything then she did it. She jumped on the fire and she melted. Her friends was so sorry about this, they cried and cried hoping Snow Maiden could live again, but it was useless. Snow Maiden would not be back anymore.
Her mother tried to entertain Snow Maiden\’s friends and asked them to make a new Snow Maiden. They went to a snow mountain and started making it. They expected to have the new Snow Maiden. Days passed but their dreams never came true.  Malin Kundang
Once upon time, there was a boy named Malin Kundang. He lived with his mother in a very poor condition. They looked fire wood in the forest nearly to make a living. Malin Kundang was so unsatisfied with their bad luck. That’s why he decided to go to another city to look for a better life.
Not long afterwards, Malin asked his mother’s permission to go to a big city. He promised to come back soon with much money. His mother permitted him and always prayed for him. In his journey, Malin Kundang joined a merchant in a big ship.
Actually, Malin was a diligent boy. He worked hard to get much money and everything changed. He became a rich merchant. His business partner asked him to marry  his daughter. Malin agreed. Then Malin and his business partner’s daughter got married. They had honeymoon and traveled all over the world.
Many years later, Malin’s ship anchored in his village. Many villagers welcome his arrival and admired his glorious ship. Furthermore, they wanted to see his success. Malin’s mother heard that her son had come back. She was very glad and eager to see him. With a happy smile in her lips, she went to the seashore to meet her son. Do you know what happened when she met Malin? He pretended that he didn’t know her. Of course she was very very sad and disappointed.
In her desperation she cried to God to punish Malin. She cursed Malin Kundang and his ship to be a stone. Since then, people can see the big stone in the beach.