3. geografi
A. bentu-bentuk erosi
Menurut Arsyad (2006), berdasarkan bentuk erosi dapat dibedakan sebagai berikut:
- Erosi lembar (sheet erosion) adalah pengakutan lapisan tanah yang merata tebalnya dari suatu permukaan tanah. Kekuatan butiran-butiran hujan dan aliran permukaan yang merata diatas permukaan tanah merupakan penyebab erosi ini. Karena kehilangan lapisan dipermukaan tanah seragam tebalnya, maka bentuk erosi ini tidak segera nampak.
- Erosi alur (rill erosion) adalah erosi yang terjadi karena air terkonsentrasi dan mengalir pada tempat tempat tertentu dipermukaan tanah, sehingga pemindahan tanah lebih banyak terjadi pada tempat aliran permukaan terkonsentrasi. Biasanya alur erosi yang terjadi masih dangkal dan dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah.
- Erosi parit (gully erosion), proses terjadinya mirip dengan erosi alur, namun saluran yang terbentuk sudah sedemikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa. Erosi parit dapat berbentuk V atau U, tergantung pada kepekaan erosi substratanya.
- Erosi tebing sungai (river bank erosion) terjadi sebagai akibat pengikisan tebing sungai oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan aliran sungai yang kuat pada belokan sungai.
- Longsor (lendslide) adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutannya atau pemindahan atau pergerakan tanah terjadi pada saat bersamaan dalam volume yang besar. Berbeda dari bentuk erosi lainnya, pada tanah lonsor pengangkutan tanah dalam volume besar terjadi sekaligus.
B. CUACA & IKLIM
Cuaca
dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda
pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal
yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik
udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim
merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca
yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca
dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003). Menurut Rafi’i (1995) Ilmu
cuaca atau meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
peristiwa-peristiwa cuaca dalam jangka waktu dan ruang terbatas,
sedangkan ilmu iklim atau klimatologi adalah ilmu pengetahuan yang juga
mengkaji tentang gejala-gejala cuaca tetapi sifat-sifat dan
gejala-gejala tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan
daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi.
Trewartha and
Horn (1995) mengatakan bahwa iklim merupakan suatu konsep yang
abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke
hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam
jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata,
karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi
atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi
episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat
selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan
pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau
nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati
(2001) mendefinisikan perubahan iklim sebagai perubahan pada iklim
yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia
yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim
teramati pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah
satu akibat dari penyimpangan iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino
dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan penurunan jumlah curah
hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia. Kondisi
sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.
Proses
terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel
atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim
ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan,
presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini
berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan
oleh adanya pengendali-pengendali iklim (Anon, ? ). Pengendali iklim
atau faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang
satu dengan wilayah yang lain menurut Lakitan (2002) adalah (1) posisi
relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2) keberadaan
lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan
daratan bumi, dan (5) kerapatan dan jenis vegetasi. Gambar dibawah
adalah gambar dari sistem iklim secara umum
Cuaca
dan iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis
yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik
dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi
mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan
planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh
bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi
yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam
memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke
waktu (Winarso, 2003). Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan
unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada
kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah,
intensitas dan distribusinya. Eksploitasi lingkungan yang menyebabkan
terjadinya perubahan lingkungan serta pertambahan jumlah penduduk bumi
yang berhubungan secara langsung dengan penambahan gas rumah kaca secara
global akan meningkatkan variasi tersebut. Keadaan seperti ini
mempercepat terjadinya perubahan iklim yang mengakibatkan penyimpangan
iklim dari kondisi normal.
Menurut
Winarso (2003) berdasarkan kajian dan pantauan dibidang iklim siklus
cuaca dan iklim terpanjang adalah 30 tahun dan terpendek adalah10 tahun
dimana kondisi ini dapat menunjukkan kondisi baku yang umumnya akan
berguna untuk menentukan kondisi iklim per dekade. Penyimpangan iklim
mungkin akan, sedang atau telah terjadi bila dilihat lebih jauh dari
kondisi cuaca dan iklim yang terjadi saat ini.
C.Faktor-Faktor yang memengaruhi Erosi
a.Iklim
Komponen iklim yang paling besar pengaruhnya terhadap erosi di Indonesia adalah hujan.
b.Relief
Kemiringan lereng dan panjang lereng merupakan dua komponen relief yang paling berperan terhadap besarnya komponen tanah.
c.Vegetasi
Vegetasi mempunyai peranan yang penting dan sangat berpengaruh terhadap kejadian erosi.
d.Tanah
Komponen
tanah yang berpengaruh terhadap erosi adalah tekstur tanah,struktur
tanah,kandungan bahan organik,dan permaebilitas tanah.
e.Manusia
0 komentar:
Posting Komentar