SOSIOLOGI
A. NILAI & NORMA SOSIAL
Pengertian Nilai Sosial
Nilai
(value) mengacu pada pertimbangan terhadap suatu tindakan, benda,
cara untuk mengambil keputusan. Nilai sosial merupakan sikap-sikap dan
perasaan yang diterima secara luas oleh masyarakat dan merupakan dasar
untuk merumuskan apa yang benar dan apa yang penting.
Pengertian Nilai sosial menurut para ahli
Theodorson
Nilai merupakan sesuatu yang abstrak dan dijadikan peodman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku
Nilai merupakan sesuatu yang abstrak dan dijadikan peodman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku
Woods
Nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari
Nilai sosial merupakan petunjuk umum yang telah berlangsung lama serta mengarahkan tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari
Latar
belakang nilai sosial
Nilai sosial lahir dari kebutuhan kelompok sosial akan seperangkat ukuran untuk mengendalikan beragam kemauan warganya yang senantiasa berubah dalam berbagai situasi. Dengan ukuran itu masyarakat akan tahu mana yang baik atau buruk, benar atau salah dan boleh dan dilarang.
Nilai sosial lahir dari kebutuhan kelompok sosial akan seperangkat ukuran untuk mengendalikan beragam kemauan warganya yang senantiasa berubah dalam berbagai situasi. Dengan ukuran itu masyarakat akan tahu mana yang baik atau buruk, benar atau salah dan boleh dan dilarang.
Ciri nilai sosial
1. Tercipta dari proses interaksi
2.
Ditransformasikan melalui proses belajar yang meliputi sosialisasi,
akulturasi dan difusi.
3. Berupa ukuran atau peraturan
sosial yang turut memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial.
4.
Berbeda-beda pada tiap kelompok manusia
5.
Masing-masing nilai mempunyai efek yang berbeda-beda bagi tindakan
manusia.
6. Dapat mempengaruhi kepribadian individu.
Peran
nilai sosial
1. Alat untuk menentukan harga sosial, kelas
sosial seseorang.
2. Mengarahkan masyarakat untuk
berfikir dan bertingkah laku sesuai dengan nilai yang ada.
3.
Memotivasi manusia untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.
4.
Alat solidaritas atau mendorong masyarakat untuk bekerjasama.
5.
Pengawas, pembatas, pendorong dan penekan individu untuk selalu berbuat
baik.
Klasifikasi nilai sosial
Menurut Notonegoro nilai sosial diklasifikasikan
menjadi:
1. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang
berguna bagi jasmani
manusia atau benda-benda nyata yang dapat dimanfatkan sebagai kebutuhan
fisik manusia. Contoh makanan, minuman dan pakaian
2.
Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia agar
dapat melakukan aktivitas atau kegiatan hidupnya. Contoh kendaraan,
komputer, dan alat-alat lain yang membantu aktivitas manusia
3.
Nilai rohani, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kebutuhan rohani
(spiritual). Nilai rohanil dibedakan menjadi:
a. nilai
kebenaran dan nilai empiris bersumber dari proses berfikir
b.
nilai keindahan bersumber dari unsur rasa (perasaan dan estetika)
c.
nilai moral nilai yang berkenaan dengan kebaikan dan keburukan,
bersumber dari kehendak atau kemauan (karsa dan etika)
d.
nilai religius berisi keyakinan/kepercayaan manusia terhadap Tuhan.
NORMA
SOSIAL
Pengertian Norma Sosial
Norma adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok
masyarakat tertentu.
Norma disebut pula peraturan sosial menyangkut perilaku-perilaku yang
pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma
dalan masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar
bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk sejak lama.
Tingkatan
Norma Sosial
1. Cara (Usage)
suatu bentuk
perbuatan tertentu yang dilakukan individu dalam suatu masyarakat tetapi
tidak secara terus menerus.
2. Kebiasaan (Folkways)
suatu
bentuk pebuatan berulang-ulang yang sama yang dilakukan secara
sadar dan mempunyai tujuan–tujuan jelas dan dianggap baik dan benar.
3.
Tata Kelakuan (Mores)
sekumpulan perbuatan yang
mencerminkan sifat-sifat hidup dari sekelompok
manusia yang dilakukan secara sadar guna melaksanakan pengawasan oleh
sekelompok masyarakat terhadap anggota-anggotanya. Fungsi mores :
a.
Memberikan batasan perilaku individu
b. Mendorong
seseorang agar sanggup meneysuaikan tindakan-tindakannya dengan tata
kelakuan yang berlaku.
c. Membentuk solidaritas antara
masyarakat dan memberikan perlindungan terhadap keutuhan masyarakat.
4.
Adat Istiadat (Custom)
Kumpulan tata kelakuan yang
paling tinggi kedudukannya karena bersifat
kekal dan terintegrasi sangat kuat terhadap masyrakat yang memilikinya.
Klasifikasi
Norma Sosial Berdasarkan Aspek
1. Norma Agama
adalah peraturan
sosial yang sifatnya mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar karena berasal
dari Tuhan
2. Norma Kesusilaan
adalah
peraturan sosial yang berasal dari hati nurani yang menghasilkan akhlak
3.
Norma Kesopanan
Adalah peraturan sosial yang mengarah
pada hal-hal yang berkenaan dengan
bagaimana seseorang harus bertingkah laku wajar dalam kehidupan
bermasyarakat
4. Norma Kebiasaan
adalah
sekumpulan peraturan sosial yang berisi petunjuk tentang perilaku
berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan individu
5.
Norma Hukum
adalah aturan sosial yang dibuat oleh
lembaga tertentu misalnya
pemerintah, sehingga dapat dengan tegas melarang serta memaksa orang
untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan
tersebut
B. PERILAKU MENYIMPANG
Perilaku menyimpang yang juga
biasa dikenal dengan nama penyimpangan sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik dalam
sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu
maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial.
Definisi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah
laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan
yang bertentangan dengan norma-norma
dan hukum
yang ada di dalam masyarakat.[1]
Dalam
kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia
dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai
dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun demikian di
tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai
tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku
pada masyarakat, misalnya seorang siswa
menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa
lain. Penyimpangan terhadap norma-norma
atau nilai-nilai
masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu
yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan
dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang
sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di dalamnya seseorang berperilaku
sesuai dengan harapan kelompok.
C.
SOSIALISASI
Sosialisasi adalah sebuah proses
penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai
dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat.
Sejumlah sosiolog
menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role
theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang
harus dijalankan oleh individu.
Jenis sosialisasi
Berdasarkan jenisnya,
sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi
primer (dalam keluarga) dan sosialisasi sekunder (dalam masyarakat).
Menurut Goffman kedua proses tersebut berlangsung dalam institusi
total, yaitu tempat tinggal dan tempat bekerja. Dalam kedua institusi
tersebut, terdapat sejumlah individu dalam situasi yang sama, terpisah
dari masyarakat luas dalam jangka waktu kurun tertentu, bersama-sama
menjalani hidup yang terkukung, dan diatur secara formal.
- Sosialisasi primer
Peter L. Berger dan Luckmann mendefinisikan
sosialisasi
primer sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil
dengan belajar menjadi anggota masyarakat (keluarga). Sosialisasi primer
berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk ke sekolah.
Anak mulai mengenal anggota keluarga
dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mulai mampu membedakan
dirinya dengan orang lain di sekitar keluarganya.
Dalam
tahap ini, peran orang-orang yang terdekat dengan anak menjadi sangat
penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi secara terbatas di dalamnya. Warna
kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan
interaksi yang terjadi antara anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
- Sosialisasi sekunder
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi
lanjutan setelah
sosialisasi primer yang memperkenalkan individu ke dalam kelompok
tertentu dalam masyarakat. Salah satu bentuknya adalah resosialisasi
dan desosialisasi.
Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang
baru. Sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami
'pencabutan' identitas diri yang lama.
0 komentar:
Posting Komentar